“Buku ini adalah ikhtiar mengisi kekosongan (gap) materi tentang sejarah pemikiran ekonomi Islam klasik dan modern Indonesia”
Siapa penggagas gerakan ekonomi Islam di Indonesia? Kapan dan bagaimana gagasan tersebut diformulasikan? Apa substansi pemikiran yang ditawarkan? Bagaimana tren pemikiran ekonomi Islam ke depan? Ini barangkali beberapa pertanyaan mendasar yang muncul di benak kita ketika melihat perkembangan lembaga keuangan Islam-Syariah di Indonesia, sebagai salah satu manifestasi praktik kelembagaan gerakan ekonomi Islam yang terus meningkat jumlahnya. Di balik perkembangan lembaga keuangan syariah yang semakin marak dewasa ini, diskusi-diskusi tentang peran dan signifikansi gerakan ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia masih terus berlangsung. Banyak kajian yang digelar tentang apa dan bagaimana kontribusi tumbuhnya lembaga keuangan Islam bagi kesejahteraan masyarakat, bagaimana konsepsi keadilan menjadi bagian dari gerakan ekonomi Islam ini, apakah munculnya gagasan ekonomi Islam hanya bersifat simbolis dan ideologis ataukah ada substansi lain yang diperjuangan? (Latief, 2021)
Kumpulan banyak pertanyaan di atas, melatarbelakangi kuat penulisan buku Genealogi Pemikiran dan Gerakan Ekonomi Islam di Indonesia (Yogyakarta: Ibtimes, 2021). Buku ini adalah ikhtiar mengisi kekosongan (gap) materi tentang sejarah pemikiran ekonomi Islam (klasik dan modern) dalam konteks global dan Indonesia secara khusus. Dimana sebenarnya, para cendekiawan dan intelektual muslim Indonesia memiliki peran dalam pengembangan keilmuan dan gerakan ini secara global. Namun pemikiran mereka memang, jujur saja, belum dikenal oleh khalayak global. Salah satu jawabannya menurut Azyumardi Azra (2009) adalah mengikuti teori Islam pusat dan Islam pinggiran, dimana Islam di Indonesia memiliki posisi geografis “pinggiran” dan jauh dari pusat Islam di Timur Tengah. Sehingga setiap pemikiran yang muncul di wilayah ini kurang terekspos dan cenderung dipengaruhi oleh arus pemikiran dan perubahan dari Islam pusat dengan contoh pengaruh pembaharuan Islam yang digagas oleh Muhammaad Abduh dan Rasyid Ridha di awal abad ke-19 di Nusantara. Namun ketika globalisasi lahir dan salah satunya melahirkan arus digitalisasi pengetahuan, semestinya teori semacam ini, perlu ditinjau ulang. Oleh karena itu, kini kita dapat melihat banyak pemikir dan akademisi ekonomi Islam Indonesia yang aktif berperan dalam diskursus pengembangan keilmuan ekonomi Islam global. Kita dapat melihatnya dalam publikasi jurnal-jurnal internasional dalam bidang kajian ekonomi Islam yang kini semakin berkembang dan kemudahan aksesnya. Pemikiran para akademisi ekonomi Islam Indonesia dewasa ini, tentu tidak dapat dilepaskan dari para pendahulunya yang menginisiasi dan membentuk struktur awal kelahiran (genealogi) pemikiran dan gerakan ekonomi Islam di Indonesia, khususnya di era pasca kemerdekaan Indonesia hingga awal 1990-an.
Dengan alur di atas, penerbit Ibtimes dan ADESy mengagendakan acara launching buku ini dengan salah satu tujuannya mengenalkan para cendekiawan, intelektual, inisiator pemikiran-diskursus dan gerakan ekonomi Islam di Indonesia, dimana pemikiran mereka tidak dapat dilepaskan dari konteks sejarah sosial-ekonomi-politik Indonesia yang sangat berbeda dibandingkan dengan dunia Islam pada umumnya.
Pelaksanaan Launching Buku
Acara launching buku ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juni 2021, pukul 09.00 WIB melalui aplikasi online zoom meeting.
Para peserta antara lain: kontributor-penulis buku, anggota Asosiasi Dosen Ekonomi Syariah Nasional (Adesy), mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya.