Sebagai bagian dari kegiatan Pra-MUNAS ADESy ke-4, Bedah buku seri ke-2 kembali menyajikan diskusi dari beberapa kontributor buku. Kali ini (22/10) dua tema pemikiran ekonomi tokoh yang disajikan oleh Dr. Rahmad Hakim, M.MA. yang mengangkat pemikiran ekonomi Islam Prof Hamka, dan Yudi Ahmad Faisal, SE., PGDIBF., MA., Ph.D. mengangkat pemikiran ekonomi Islam Syafruddin Prawiranegara, dan diskusi dimoderatori oleh Satria Utama, S.EI., ME.
Acara dibuka oleh ketua ADESy Prof. Hilman Latief, MA., Ph.D dan dihadiri oleh lebih dari 80 orang anggota dan calon anggota ADESy dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia melalui media Zoom.
“Gagasan utama Ekonomi Syariah oleh Hamka yang memiliki nama lengkap Haji Abdul Malik Karim Amrullah sangat tampak pada pembahasan tentang kekayaan yang sejati yang harus ada pada diri seseorang dengan memahami konsep qana’ah atau sifat merasa cukup” ungkap rahmad, qana’ah yaitu mencukupkan apa yang telah dimiliki dan berhenti untuk berharap memiliki yang dimiliki orang lain, meskipun kontek ini nampak berdekatan dengan nilai-nilai sufi bila dikaitkan dengan era modern seperti saat ini, relevansi sikap yang harus dimiliki menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat Indonesia yang sedang dihadapkan pada era disruption dan consumerism.
Yudi dalam pemaparan karyanya yang berjudul Sjafruddin Prawiranegara: Gagasan Ekonomi Moral Islami menggaris bawahi bahwa “sepak terjang Sjafruddin yang memiliki pemikiran dan gagasan cemerlang namun tidak terekspos secara massif, sehingga riwayat perjalanan pemikirannya nyaris terlupakan”, ungkap Yudi. Pemikiran moderat yang dibawa Sjafruddin ditengah-tengah antara prinsip kapitalisme dan sosialisme dan keduanya tidak diambil secara mutlak, melainkan diambil prinsip-prinsip yang cocok dan sesuai dengan konteks kebangsaan dan ke-Indonesiaan. Sebutan lain dalam hal tersebut adalah “La Tukadzibuhu Jamii’an Wa La Tusahahibuhu Jamii’an” atau jangan mengambil semuanya dan jangan tinggalkan semuanya.
Agenda Bedah buku Seri ke-2 ini juga menghadirkan Dosen pembedah dari Universitas Darussalam Gontor Azidni Rofiqo, ME. Beliau memberikan pandangan terhadap buku ini tidak hanya dibaca pada level nasional, bila perlu diekspos lebih luas atau diterjemahkan dalam bahasa asing. Harapannya termasuk buku ini dapat di adopsi oleh akademisi dan pemikir-pemikir tidak hanya di Indonesia tapi termasuk di barat, sehingga pemikiran murni tokoh-tokoh di Indonesia dapat disandingkan dengan tokoh tokoh pemikir timur tengah maupun barat melalui tulisan dalam buku ini.